Islam Agama ku

Blog mengenai Islam dan juga yang terkandung didalamnya

Mengkaji Fenomena Alam Melalui Al Quran

Mengkaji Fenomena Alam Melalui Al Quran

Itulah tema kajian yang deselenggarakan UKI jashtis pada sabtu 2 April 2011 kemaren dengan Bapak Junaidi sebagai pembicaranya. Tema yang sekilas membacanya sangat berat untuk diresapi. Tetapi tidak jika mengiluti kajian secara live ditempat. Pertama beliau menjelaskan tentang pengembalian manusia kepada Tuhannya. Yang dimaksud disini adalah semua yang kita lihat, semua yang ada disekitar kita ini adalah kepunyaan-Nya. Kita tidak berhak memiliki sebelum Allah SWT berkenan atasnya.
Sebagai contoh kita mempunyai sepeda motor. Suatu saat hilang, sang pemilik motor itu lalu marah-marah, sakit hati, bingung mondar-mandir dan sebagainya. Kenapa dia marah? Motor itu kan rezeki dia yang mungkin saat itu sudah tidak menjadi rezekinya lagi, maka Allah mengambil dengan perantara pencuri.

Setetes Darah Selamatkan Umat Manusia

Setetes Darah Selamatkan Umat Manusia

Mungkin selogan diatas cocok untuk di pasang pada tempat-tempat penyaluran darah (PMI). Dengan setetes darah yang kita miliki, kita akan bisa membantu menyelamatkan manusia lain yang sama memiliki kesempatan untuk hidup. Apakah kita rela, apakah kita akan bersikap biasa-biasa saja melihat saudara kita yang kekurangan darah. Kita tidak akan mati hanya karena menyalurkan darah karena sudah ada prosedur-prosedur yang diberlakukan sebelumnya. Ada dua manfaat kita mendonorkan darah, pertama tentu saja kebaikan daru Allah SWT karena ketersediaan kita membantu orang lain. Yang kedua, kita senang bisa melihat orang-orang terdekat pasien bisa tersenyum bahagia melihat kesembuhannya.

Hubungan IQ, EQ & SQ

IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan nalar manusia, orang sering menyebutnya dengan kemampuan otak kiri. Yaitu keampuan untuk menganalisis, menentukan, memahami, menentukan sebab-akibat, berfikir abstrak, berbahasa, memvisualisasikan sesuatu. IQ ini pada mulanya dipandang sebagai penentu keberhasilan seorang. Namun pada perkembangan IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling dasar untuk menentukan keberhasilan manusia. Karena ini akan mempersempit paradigm tentang keberhasilan.

EQ (Emosional Quotient) adalah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan social, empati dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. EQ memberikan demensi lain dalam diri