Itulah tema kajian yang deselenggarakan UKI jashtis pada sabtu 2 April 2011 kemaren dengan Bapak Junaidi sebagai pembicaranya. Tema yang sekilas membacanya sangat berat untuk diresapi. Tetapi tidak jika mengiluti kajian secara live ditempat. Pertama beliau menjelaskan tentang pengembalian manusia kepada Tuhannya. Yang dimaksud disini adalah semua yang kita lihat, semua yang ada disekitar kita ini adalah kepunyaan-Nya. Kita tidak berhak memiliki sebelum Allah SWT berkenan atasnya.
Sebagai contoh kita mempunyai sepeda motor. Suatu saat hilang, sang pemilik motor itu lalu marah-marah, sakit hati, bingung mondar-mandir dan sebagainya. Kenapa dia marah? Motor itu kan rezeki dia yang mungkin saat itu sudah tidak menjadi rezekinya lagi, maka Allah mengambil dengan perantara pencuri.
Seorang mahasiswa takut mendapat nilai D, bahkan C saja takut. Tidak ada alasan untuk menakuti nilai D atau C. Karena nilai itu tidak nyata, nilai adalah sebuah symbol dari ujian kita. Kita tidak bisa dikatakan lebih bodoh dari yang mendapat A, kita ya kita dia ya dia satu sama lain tidak bisa menjadi pribadi yang lain.
Saat ujian kita ditakutkan kepada pengawas, karena jika ketahuan mencontek nilai D sudah ditangan. Yang satu ini juga ditakuti, pengawas juga merupakan symbol dari ujian. Kita tidak perlu menakuti pengawas karena mereka tidak menakutkan.
Dari semua kasus diatas satu perlu ditekankan adalah kita harus mengembalikan hakikat kita kepada Sang Pencipta, dengan hati kita sepenuhnya tertuju kepada-Nya tidak aka ada sesuatu yang menakutkan.semua akan baik-baik saja. ALL IS WELL . . . kata Rancho pada film 3 Idiot.
Jika hati kita sepenuhnya sudah tertuju pada-Nya mau motor kita hilang, dapet nilai D, gempa bumi tsunami dll kita tidak usah takut, kita tidak usah kawatir karena sesungguhnya semua kejadian ini sudah digariskan oleh-Nya. Tidak ada daya dan upaya apapun yang akan bisa menghalangi Allah berkehendak.
Sebagai contoh kita mempunyai sepeda motor. Suatu saat hilang, sang pemilik motor itu lalu marah-marah, sakit hati, bingung mondar-mandir dan sebagainya. Kenapa dia marah? Motor itu kan rezeki dia yang mungkin saat itu sudah tidak menjadi rezekinya lagi, maka Allah mengambil dengan perantara pencuri.
Seorang mahasiswa takut mendapat nilai D, bahkan C saja takut. Tidak ada alasan untuk menakuti nilai D atau C. Karena nilai itu tidak nyata, nilai adalah sebuah symbol dari ujian kita. Kita tidak bisa dikatakan lebih bodoh dari yang mendapat A, kita ya kita dia ya dia satu sama lain tidak bisa menjadi pribadi yang lain.
Saat ujian kita ditakutkan kepada pengawas, karena jika ketahuan mencontek nilai D sudah ditangan. Yang satu ini juga ditakuti, pengawas juga merupakan symbol dari ujian. Kita tidak perlu menakuti pengawas karena mereka tidak menakutkan.
Dari semua kasus diatas satu perlu ditekankan adalah kita harus mengembalikan hakikat kita kepada Sang Pencipta, dengan hati kita sepenuhnya tertuju kepada-Nya tidak aka ada sesuatu yang menakutkan.semua akan baik-baik saja. ALL IS WELL . . . kata Rancho pada film 3 Idiot.
Jika hati kita sepenuhnya sudah tertuju pada-Nya mau motor kita hilang, dapet nilai D, gempa bumi tsunami dll kita tidak usah takut, kita tidak usah kawatir karena sesungguhnya semua kejadian ini sudah digariskan oleh-Nya. Tidak ada daya dan upaya apapun yang akan bisa menghalangi Allah berkehendak.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Al Qur'an
dengan judul Mengkaji Fenomena Alam Melalui Al Quran. Jika Anda menyukainya, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : Islam Agama ku
Ditulis oleh:
rudiharto - Sunday, 12 June 2011
Belum ada komentar untuk "Mengkaji Fenomena Alam Melalui Al Quran"
Post a Comment