Islam Agama ku

Blog mengenai Islam dan juga yang terkandung didalamnya

Shalat Sunah Witir -

A. Pengertian Shalat Witir

Shalat witir adalah shalat sunah muakkad yang dikerjakan pada waktu malam hari, dari setelah
isya hingga menjelang terbit fajar. Shalat ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Lebih utama ditekankan
dari pada shalat rawatib. Dilaksanakan dengan rakaat ganjil, paling tidak satu rakaat, tiga rakaat, lima dan paling
banyak adalah sebelas rakaat. Hal ini didasarkan pada Hadits Rasulullah SAW
Artinya:"Sesungguhnya Allah adala witir (ganjil) dan mencintai witir." (HR Abu Daud)
Artinya:"Jadikanlah witir akhir shalat kalian di waktu malam." (HR Bukhari)

B. Waktu pelaksanaan Shalat Sunah Witir

1. Shalat sunah witir ini dilaksanakan selepas shalat fardhu isya hingga menjelang terbit fajar subuh.
Rasulullah bersabda:
Artinya:"Sesungguhnya Allah SWT menambah kepada kalian satu shalat yaitu witir maka kerjakanlah ia pada waktu antara
shalat Isya' hingga shalat shubuh." (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Al Abani)

Dari 'Aisyah ra. dia berkata, "Kadang-kadang Rasulullah SAW melaksanakan witir di awal, pertengahan dan akhir malam.
Sedangkan kebiasaan akhir beliau adalah beliau mengakhirkan witir hingga tiba waktu sahur." (HR Muslim)

2. Dan bagi yang khawatir tidak bisa bangun malam yang akhir untuk melaksanakan shalat witir maka dianjurkan mengerjakannya
di awal waktu.
Dari Abu Hurairah ra, ia menuturkan, "Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku dengan tiga perkara (yang tidak akan aku tinggalkan
hingga mati): [1] berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, [2] mengerjakan dua rakaat shalat dhuha, dan [3] mengerjakan shalat witir sebelum
aku tidur." (Muttafaqun'alaihi).

3. Witir pada akhir malam lebih utama dari pada awal malam, bagi orang-orang yang dapat bangun. Jika tidak boleh dikerjakan pada awal malam.
dari Jabir bin Abdillah ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang yakin dapat bangun malam, maka shalat witirlah pada akhir malam, sebab
bacaan pada akhir malam itu dihadir (oleh para malaikat) dan itu lebih baik." (HR Muslim)


C. Bilangan Rakaat Shalat Sunah Witir

Pada bilangan shalat witir ini dikerjakan dengan rakaat ganjil. Boleh satu rakaat, tiga rakaat dan maksimal sebelas rakaat.
1. Satu rakaat kemudian salam
Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata, "Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, yang saat itu berada di atas mimbar,
Bagaimana cara mengerjakan shalat malam?" Beliau menjawab, " Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir akan masuk
waktu subuh, hendaklah ia shalat satu rakaat sebagai witir (penutup) bagi shalat yang telah dilaksanakan sebelumnya." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Dua rakaat lalu salam kemudian disempurnakan dengan satu rakaat salam sebagai rakaat ketiganya
Praktek ini telah dilakukan oleh Ibnu Umar ra sebagaimana dijelaskan Nafi' Rahimaullah dalam pernyataan beliau, "Sesungguhnya Abdullah bin Umar pernah
salam (menghakhiri shalat) antara dua rakaat dengan satu rakaat dalam witir hingga memerintahkan untuk memenuhi sebagian kebutuhannya." (HR Al Bukhari dan Imam Malik)

Ibnu Umar sendiri menyatakan, "Rasulullah SAW pernah memisahkan antara dua rakaat dan yang satu (dalam witir) dengan salam yang bisa kami dengar." (HR Imam Ahmad dan Ibnu Hibban)

3. Dilakukan secara bersambung tiga rakaat dengan satu salam yaitu setelah rakaat ketiga.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, “Rasulullah pada bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan tidak pernah shalat lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat jangan tanya
tentang bagus dan panjangnya shalat beliau. Kemudian beliau shalat tiga rakaat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

4. Lima rakaat kemudian salam
Dari ‘Aisyah ia berkata,” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas raka’at. Lalu beliau berwitir dari shalat malam tersebut dengan
lima raka’at. Dan beliau tidaklah duduk (tasyahud) ketika witir kecuali pada raka’at terakhir.” (HR Muslim)

5. Sembilan rakaat: delapan rakaat dilanjutkan satu rakaat kemudian salam
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Kami dulu sering mempersiapkan siwaknya dan bersucinya, setelah itu Allah membangunkannya sekehendaknya untuk bangun malam. Beliau lalu bersiwak dan
berwudhu dan shalat sembilan rakaat. Beliau tidak duduk dalam kesembilan rakaat itu selain pada rakaat kedelapan, beliau menyebut nama Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya,
kemudian beliau bangkit dan tidak mengucapkan salam. Setelah itu beliau berdiri dan shalat untuk rakaat ke sembilannya. Kemudian beliau berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdoa
kepada-Nya, lalu beliau mengucapkan salam dengan nyaring agar kami mendengarnya. Setelah itu beliau shalat dua rakaat setelah salam sambil duduk, itulah sebelas rakaat wahai anakku.
Ketika Nabiyullah berusia lanjut dan beliau telah merasa kegemukan, beliau berwitir dengan tujuh rakaat, dan beliau lakukan dalam dua rakaatnya sebagaimana yang beliau lakukan pada yang
pertama, maka itu berarti sembilan wahai anakku.” (HR. Muslim no. 746)

Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shalat witir melebihi sebelas rakaat, sebagaimana dinyatakan oleh Aisyah ra, yang artinya: "Tidakkah Rasulullah SAW melebihi shalat malam (witir) melebihi dari sebelas
rakaat."


Shalat witir tidak disunahkan dilaksanakan dengan berjamaah. Jika dilaksanakan bersamaan dengan shalat taraweh maka lakukan secara berjamaah saja.
Dan surat yang dibaca dalam shalat witir adalah "Sabbih-isma Rabiika, Al-Kafiruun dan rakaat ketiga al-Ikhlas." Selain surat ini juga boleh, tetapi lebih baik jika surat tersebut dibaca
waktu shlat witir. Wallahu a’lam.



Anda baru saja membaca artikel yang berkategori shalat dengan judul Shalat Sunah Witir. Jika Anda menyukainya, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : Islam Agama ku
Ditulis oleh: rudiharto - Sunday 12 December 2010

Belum ada komentar untuk "Shalat Sunah Witir"

Post a Comment